Pembelajaran
IPA
Menurut Trianto (2013: 136), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang berasal dari bahasa
Inggris ‘science’. Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata dalam
bahasa latin ‘scientia’ yang berarti
saya tahu. Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,
penerapanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang
melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap
ilmiah serta rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
Menurut BSNP (2006: 1), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan mampu menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari
diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Kardi dan Nur (Trianto, 2013: 136), IPA mempelajari
alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan
di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati
dengan indera. Oleh karena itu, dalam menjelaskan hakikat fisika, pengertian
IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia
zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati.
Beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam yang dapat diamati indera atau
tidak dapat diamati dengan indera dan gejala-gejalanya secara sistematis
melalui metode ilmiah bukan hanya fakta, konsep dan prisip tetapi menghasilkan produk sains dan berisi kumpulan pengetahuan,
cara untuk penyelidikan dan sebagai proses ilmiah.
Menurut
Hardini dan Puspitasari (2012: 151), mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
- Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat,
- Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
- Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
- Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
- Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Menurut Hardini dan Puspitasari (2012:152) ada beberapa tekenik
penyajian pemebelajaran IPA sebagai berikut;
1) inquiri atau menemukan,
2) SETS atau Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat,
3) pemecahan masalah,
4) diskusi,
5) tanya-jawab,
6) penugasan,
7) karya wisata,
8) demonstrasi.
1) inquiri atau menemukan,
2) SETS atau Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat,
3) pemecahan masalah,
4) diskusi,
5) tanya-jawab,
6) penugasan,
7) karya wisata,
8) demonstrasi.
Sumber :
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep & Implementasi). Yogyakarta: Famillia (Group Relasi Inti Media).
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep & Implementasi). Yogyakarta: Famillia (Group Relasi Inti Media).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar